crik... crek... crik... crek.. crik.. crek..
kau tahu? dalam 24 jam sehari semalam, ada saat
dimana kita bisa mendengar suara itu. suara jam dinding yang
mengerjap-kerjapkan jarumnya. itu adalah saat dimana kesadaranmu sedang penuh.
saat fokusmu tak lagi terberai oleh riuhnya duniamu. saat-saat dimana kau
melepaskan segala perhatian untuk sejenak memejamkan mata. maka terdengarlah
suaranya, bicara kepadamu, detak detik yang begitu jelas kau dengar. sebelum
kau tertidur dan tak lagi menyadarinya.
begitu sempit waktu itu, saat-saat kau bisa
mendengar detak jam dinding. bukan karena ia jarang berdetak. bukan berarti ia
jarang mencoba untuk berbicara kepadamu. hanya saja, kita tidak selalu konsen
untuk mendengarkannya. kita terlalu sibuk dengan keramaian dunia kita. begitu
menyibukkan. padahal jam dinding itu selalu berdetak setiap detik selama 24 jam
sehari. tak pernah absen ia berusaha mencuri perhatianmu. dan kita tidak peduli
kepadanya melainkan hanya sesaat.
kita terus bekerja, terus maju menggapai tujuan
kita. meski terkadang juga kita sejenak berhenti dan bertanya, untuk apa? apa
tujuanku sebenarnya? terkadang kita juga bertanya-tanya tentang hal-hal yang
tak kita ketahui. keterbatasan-keterbatasan kita. atau rasa ketidakadilan jika
kita memiliki secuil perspektif kemanusiaan. dan semua hal yang terangkum dalam
"kekacauan" di depan mata kita. berjibaku untuk sesuatu yang kemudian
kita sebut sebagai "berjuang" atau "perjuangan". atau
sekedar menjalaninya saja demi sesuatu yang kita sebut "rasa
bahagia".
saya tidak menyangka catatan ini akan menjadi agak
panjang. dan sepertinya cukup menarik untuk disimak. bahkan saya sendiri merasa
antusias untuk mengetahui keseluruhan isi dari narasi ini. ketika tiba-tiba
semua menjadi hening... memberi kesempatan kepada detak-detik itu untuk
berbicara..
ketahuilah, jika kau percaya bahwa hidupmu adalah
suatu rangkaian yang berkaitan. maka sungguh pembicaraan dengan detak detik
yang kau dengar saat ini adalah suatu rangkaian dari masa lalumu.
pilihan-pilihan dimasa yang dulu hingga kau berada di sini, saat ini. begitu juga
akan berdampak pada masa yang akan datang. masa depanmu. jika kau saat ini
merasa semua baik-baik saja, maka lanjutkanlah tidurmu. kau hanya sedang
bermimpi indah. tetapi jika tidak maka jawablah.. jawablah suara dari detak
detik itu.. detak detik yang sering kau lupakan. detak detik yang kini kau
dengar..
ada banyak hal yang tak kau ketahui, bukan..? ada
banyak hal yang tak kau sadari.. dan itu
seperti detak detik yang tak mampu kau dengar di tengah sibukmu. kau tak sadar
bahwa selama ini apa yang kau cari, apa yang tak kau temukan adalah karena kau
sendiri yang "menolak" untuk berjumpa dengannya. menutup diri dengan
kesibukan-kesibukan, dengan "perjuangan" yang justru menjauhkan
dirimu dari dia. dia yang kau cari, yang tak kau temukan. dia, sesuatu yang
hilang dari potongan-potongan puzzle duniamu. dia ada di dekatmu, berbicara
denganmu setiap waktu. hanya saja kau telah terlena, oleh suara yang mengajakmu
bicara di sana. maka diamlah sejenak, tenanglah, lepaskanlah semua,
ikhlaskanlah. kau akan menemukanku dengan mudah. suara detak detik jam dinding
yang mendoakanmu sepanjang malam. yang ketika siang kau "menghilang"
detak detik itu terus berdoa agar kau kembali.
ya, jika kau memiliki sesuatu yang kurang dalam
hidupmu, maka begitulah keadaan yang sebenarnya. justru kau sendiri yang
merenggut sebagian yang kurang itu dari dirimu sendiri. bayangkanlah, jika
detak detik itu adalah suara dari seorang manusia. pikirkanlah, bila detak
detik itu adalah nasehat dari orang-orang yang tulus mencintaimu. yang tak pernah
berhenti menasehati meski kau tak peduli. yang tak jemu mengoceh meski kau
bungkam mereka. kau balas dengan olok-olok. kau tutup telinga dengan prasangka.
kau balas dengan berbalik menasehati. kau bilang: "berhentilah berdetak
detik, toh bumi masih akan berputar." lupa, bila tanpa detak detik itu
bagaimana kau tahu kapan harus berangkat, kapan kembali. kapan kau harus
sejenak mengingat siapa dirinya. dan ketika olok-olok itu terus saja mengalir,
maka "manusia" detak detik itu berkata pada dirinya sendiri: dia
hanya belum tahu, dia hanya belum paham. kemudian terus mengerjap-kerjapkan
detak detiknya. walau rasa lelah itu ada, walau hatinya yang biasa tentu
mengecap luka dan duka. ia terus berdetak-berdetik sampai habis masanya.
(semoga demikian.)
aku di sini berbicara padamu. aku bukanlah detak
detik itu. tetapi sadarilah akan kehadirannya. betapa cintanya ia. betapa
tulusnya. selanjutnya terserah padamu. nasibmu ada di tanganmu. dan kepada
detak detik.. kepada mu wahai makhluk detak-detik.. kusampaikan sebuah doa..
semoga apa yang kau nantikan tercapai.. semoga kelak kau akan sampai disana, di
tempat kesudahan yang baik.. dimana malaikat-malaikat masuk dari pintu-pintu
berkata: salaamun'alaykum bimaa sabartum..