Monday 9 November 2015

makhluk detak-detik

crik... crek... crik... crek.. crik.. crek..

kau tahu? dalam 24 jam sehari semalam, ada saat dimana kita bisa mendengar suara itu. suara jam dinding yang mengerjap-kerjapkan jarumnya. itu adalah saat dimana kesadaranmu sedang penuh. saat fokusmu tak lagi terberai oleh riuhnya duniamu. saat-saat dimana kau melepaskan segala perhatian untuk sejenak memejamkan mata. maka terdengarlah suaranya, bicara kepadamu, detak detik yang begitu jelas kau dengar. sebelum kau tertidur dan tak lagi menyadarinya.

begitu sempit waktu itu, saat-saat kau bisa mendengar detak jam dinding. bukan karena ia jarang berdetak. bukan berarti ia jarang mencoba untuk berbicara kepadamu. hanya saja, kita tidak selalu konsen untuk mendengarkannya. kita terlalu sibuk dengan keramaian dunia kita. begitu menyibukkan. padahal jam dinding itu selalu berdetak setiap detik selama 24 jam sehari. tak pernah absen ia berusaha mencuri perhatianmu. dan kita tidak peduli kepadanya melainkan hanya sesaat.

kita terus bekerja, terus maju menggapai tujuan kita. meski terkadang juga kita sejenak berhenti dan bertanya, untuk apa? apa tujuanku sebenarnya? terkadang kita juga bertanya-tanya tentang hal-hal yang tak kita ketahui. keterbatasan-keterbatasan kita. atau rasa ketidakadilan jika kita memiliki secuil perspektif kemanusiaan. dan semua hal yang terangkum dalam "kekacauan" di depan mata kita. berjibaku untuk sesuatu yang kemudian kita sebut sebagai "berjuang" atau "perjuangan". atau sekedar menjalaninya saja demi sesuatu yang kita sebut "rasa bahagia".

saya tidak menyangka catatan ini akan menjadi agak panjang. dan sepertinya cukup menarik untuk disimak. bahkan saya sendiri merasa antusias untuk mengetahui keseluruhan isi dari narasi ini. ketika tiba-tiba semua menjadi hening... memberi kesempatan kepada detak-detik itu untuk berbicara..

ketahuilah, jika kau percaya bahwa hidupmu adalah suatu rangkaian yang berkaitan. maka sungguh pembicaraan dengan detak detik yang kau dengar saat ini adalah suatu rangkaian dari masa lalumu. pilihan-pilihan dimasa yang dulu hingga kau berada di sini, saat ini. begitu juga akan berdampak pada masa yang akan datang. masa depanmu. jika kau saat ini merasa semua baik-baik saja, maka lanjutkanlah tidurmu. kau hanya sedang bermimpi indah. tetapi jika tidak maka jawablah.. jawablah suara dari detak detik itu.. detak detik yang sering kau lupakan. detak detik yang kini kau dengar..

ada banyak hal yang tak kau ketahui, bukan..? ada banyak hal yang tak kau sadari..  dan itu seperti detak detik yang tak mampu kau dengar di tengah sibukmu. kau tak sadar bahwa selama ini apa yang kau cari, apa yang tak kau temukan adalah karena kau sendiri yang "menolak" untuk berjumpa dengannya. menutup diri dengan kesibukan-kesibukan, dengan "perjuangan" yang justru menjauhkan dirimu dari dia. dia yang kau cari, yang tak kau temukan. dia, sesuatu yang hilang dari potongan-potongan puzzle duniamu. dia ada di dekatmu, berbicara denganmu setiap waktu. hanya saja kau telah terlena, oleh suara yang mengajakmu bicara di sana. maka diamlah sejenak, tenanglah, lepaskanlah semua, ikhlaskanlah. kau akan menemukanku dengan mudah. suara detak detik jam dinding yang mendoakanmu sepanjang malam. yang ketika siang kau "menghilang" detak detik itu terus berdoa agar kau kembali.

ya, jika kau memiliki sesuatu yang kurang dalam hidupmu, maka begitulah keadaan yang sebenarnya. justru kau sendiri yang merenggut sebagian yang kurang itu dari dirimu sendiri. bayangkanlah, jika detak detik itu adalah suara dari seorang manusia. pikirkanlah, bila detak detik itu adalah nasehat dari orang-orang yang tulus mencintaimu. yang tak pernah berhenti menasehati meski kau tak peduli. yang tak jemu mengoceh meski kau bungkam mereka. kau balas dengan olok-olok. kau tutup telinga dengan prasangka. kau balas dengan berbalik menasehati. kau bilang: "berhentilah berdetak detik, toh bumi masih akan berputar." lupa, bila tanpa detak detik itu bagaimana kau tahu kapan harus berangkat, kapan kembali. kapan kau harus sejenak mengingat siapa dirinya. dan ketika olok-olok itu terus saja mengalir, maka "manusia" detak detik itu berkata pada dirinya sendiri: dia hanya belum tahu, dia hanya belum paham. kemudian terus mengerjap-kerjapkan detak detiknya. walau rasa lelah itu ada, walau hatinya yang biasa tentu mengecap luka dan duka. ia terus berdetak-berdetik sampai habis masanya. (semoga demikian.)


aku di sini berbicara padamu. aku bukanlah detak detik itu. tetapi sadarilah akan kehadirannya. betapa cintanya ia. betapa tulusnya. selanjutnya terserah padamu. nasibmu ada di tanganmu. dan kepada detak detik.. kepada mu wahai makhluk detak-detik.. kusampaikan sebuah doa.. semoga apa yang kau nantikan tercapai.. semoga kelak kau akan sampai disana, di tempat kesudahan yang baik.. dimana malaikat-malaikat masuk dari pintu-pintu berkata: salaamun'alaykum bimaa sabartum..

Wednesday 17 June 2015

FIQIH RAMADHAN

FIQIH RAMADHAN
Oleh: KH Hafidz Abdurrahman

Ramadhan bukan hanya puasa. Di dalamnya, banyak aktivitas yang diperintahkan. Begitu juga sebaliknya.
Beberapa ketentuan hukum yang harus dipahami oleh kaum Muslim selama bulan suci Ramadhan adalah, sebagai berikut:

1- Ru’yatu Hilal: Mencari hilal [taharri hilal] sebagai sebab jatuhnya kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya fardhu Kifayah. Dasarnya adalah, “Fa Man Syahida minkum as-Syahra falyashumhu.” [Siapa saja di antara kalian yang menyaksikan bulan, maka hendaknya berpuasa] [Q.s. 2: 185].
Untuk melaksanakan kewajiban ini, kaum Muslim pun akan berbondong-bondong mencari hilal. Negara, pada saat yang sama, akan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk terlaksananya kewajiban ini. Setelah terbukti yang melihat, diambil sumpahnya, dan dinyatakan sah, maka Khalifah akan mengumumkan hasil itsbat tersebut ke seluruh dunia.

2- Wihdatu al-Mathla’ wa Ta’adduduh [Kesatuan dan Multi Mathla’]: Mathla’ [tempat terbitnya bulan] yang menjadi patokan hilal ada perbedaan di kalangan ulama’. Ada yang mengatakan, satu untuk seluruh dunia, dan ada yang mengatakan boleh lebih dari satu. Pendapat yang pertama, adalah pendapat Jumhur mazhab. Sedangkan pendapat yang kedua adalah pendapat Imam Syafii.
Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, pendapat yang pertamalah yang lebih kuat. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dan seluruh dunia, maka Khalifah pun akan menetapkan satu mathla’ untuk seluruh dunia.

3- Sahur: Sahur hukumnya sunah. Disunahkan makan sahur, sebagaimana hadits Nabi, “Tasahharu fainna fi as-sahuri barakah.”
[Sahurlah, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan] [Hr. Muttafaq ‘Alaih]. Juga disunahkan untuk mengakhirkan sahur, menjelang Fajar.

4- Tarawih: Shalat Tarawih, juga disebut Qiyam Ramadhan. Hukumnya sunah, sebagimana disebutkan dalam hadits Nabi, “Man Qama Ramadhan imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbihi.” [Siapa saja yang mendirikan shalat di malam bulan Ramadhan dengan keimanan dan ikhlas untuk-Nya, maka dosanya telah lalu akan diampuni] [Hr. Bukhari]. Selain itu, juga sunah fi’liyyah Nabi saw. dan Ijma’ Sahabat.

5- Shaum: Puasa, atau menahan diri dari segala perkara yang bisa membatalkan puasa di siang bulan Ramadhan, hukumnya wajib. Dasarnya firman Allah SWT, “Ya Ayyuha al-Ladzina Amanu Kutiba ‘alaikum as-Shiyam..” [Wahai orang-orang yang beriman, telah ditetapkan untuk kalian kewajiban berpuasa] [Q.s. 2: 183]. Kewajiban ini berlaku bagi kaum Muslim, pria-wanita, baligh, berakal dan mampu.
Bagi yang sedang bepergian atau sakit ada rukhshah [dispensasi]. Mereka boleh tidak berpuasa, dengan kewajiban untuk mengganti puasanya pada waktu yang lain. Allah berfirman, “Wa Man Kana Maridhan au ‘ala Safarin fa’iddatun min Ayyamin Ukhar.” [Siapa saja yang sakit atau bepergian, maka baginya kewajiban mengganti di hari-hari lain] [Q.s. 2: 185].

6- Qira’ah al-Qur’an: Membaca al-Qur’an, menghayati makna dan mengamalkannya hukumnya fardhu ‘ain bagi tiap kaum Muslim. Kewajiban ini tidak hanya berlaku di bulan Ramadhan, tetapi juga di luar bulan suci Ramadhan. Namun, jika kewajiban ini dilakukan di bulan Ramadhan, maka pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

7- Sedekah: Sedekah hukumnya sunah, baik di luar maupun di bulan
Ramadhan. Hanya saja, jika sedekah ini dilakukan di bulan Ramadhan, pahalanya berbeda. Karena, nilai kesunahannya dinaikkan menjadi setaraf dengan fardhu. Sebagaimana sabda Nabi, “Man Adda Khashlatan min al-Khairi, Kana Kaman Adda Faridhatan fima Siwahu.” [Siapa saja yang menunaikan satu kebaikan, sama dengan menunaikan satu kefardhuan di luar Ramadhan] [Hr. Ibn Huzaimah].
Ini tidak hanya berlaku untuk sedekah saja, tetapi juga berlaku untuk perkara sunah yang lain. Shalat, menolong orang atau pun yang lain.

8- Lahwu wa Laghwu: Main-main dan melakukan hal yang sia-sia, seperti mengisi waktu puasa dengan bermain, menghabiskan waktu di depan televisi, ganget, dan segala sarana yang bisa melalaikan termasuk perkara yang dilarang. Begitu juga ucapan, obrolan dan tindakan yang sia-sia harus ditinggalkan sejauh-jauhnya di bulan suci Ramadhan. Dalam hal ini, ‘Umar bin al-Khatthab berkata, “Laisa as-Shiyamu min at-Tha’am, wa as-Syarab wahdah, wa lakin min al-Kadzib, wa al-Bathil, wa al-Laghwi wa al-Halaf.” [Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum saja, tetapi juga menahan diri dari dusta, perkara batil, sia-sia dan sumpah serapah] [al-Majmu’, Juz VI/409].

9- Dakwah dan Jihad: Baik dakwah maupun jihad, sama-sama hukumnya wajib. Kewajiban ini harus dilakukan kapapun dan di mana pun. Namun, jika dilakukan di bulan Ramadhan, dengan tingginya faktor ketaatan dan kedekatan pelakunya dengan Allah SWT, maka tingkat keberhasilannya akan tinggi. Karena itu, Nabi saw. dan para sahabat, juga Khalifah dan penguasa kaum Muslim setelah mereka, banyak menggunakan momentum Ramadhan untuk melakukan kedua kewajiban tersebut. [Lihat, Siyasah Syar’iyyah].

10- Umrah: Meski Nabi saw. sendiri tidak pernah melakukan umrah di bulan suci Ramadhan, namun Nabi saw. pernah bersabda, “Umratun fi
Ramadhan Ta’dilu Hajjatan.” [Umrah di bulan Ramadhan setara nilainya dengan haji] [Hr. Ahmad dan Ibn Majah]. Hadits ini cukup menjadi dalil, bahwa melaksanakan umrah di bulan suci Ramadhan hukumnya sunah, dan pahalanya sama dengan ibadah haji.

11- Dakwah li Isti’naf al-Hayat al-Islamiyyah: Seluruh hukum di atas hanya akan bisa diwujudkan dengan sempurna, ketika dilaksanakan dalam suasana kehidupan Islam. Maka, menghidupkan kembali kehidupan Islam hukumnya wajib. Bahkan, karena ini menjadi pangkal kembalinya seluruh pelaksanaan hukum Islam, maka kewajiban untuk mengembalikan kehidupan Islam merupakan mahkota kewajiban [taju al-furudh].
Mahkota kewajiban ini tidak mungkin bisa diwujudkan, kecuali dengan adanya Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah. Karena itu, berjuang untuk menegakkan Khilafah juga merupakan mahkota kewajiban [taju al-furudh]. Kewajiban ini sangat besar nilainya, jika dilaksanakan di bulan suci Ramadhan. Disamping itu, tingkat keberhasilannya juga lebih tinggi, karena tingkat ketaatan dan kedetakan para pejuangnya dengan Allah SWT.

Khadim Majelis Syaraful Haramain – Indonesia

KH. Hafidz Abdurrahman
@Hafidz_AR1924
www.facebook.com/har1924

Saturday 30 May 2015

Lia Eden Ingin Kembali Eksis?

Negara kita tercinta ini sepertinya memang tidak pernah kehabisan bahan berita. Setelah mereda satu isu, dapat dipastikan akan merebak isu-isu baru. Lepas dari isu beras plastik dan sangkakala yang masih sayup-sayup terdengar. Kini publik kembali dipertontonkan aksi "ajaib" seorang pimpinan spiritual bernama Lia Eden. Siapakah Lia Eden ini? Bagaimanakah sepak terjangnya selama ini? Mari kita simak uraian singkat di bawah ini.

Lia Eden menjadi buah bibir publik setelah mendirikan kelompok kepercayaan yang disebut Kaum Eden. Wanita bernama asli Lia Aminuddin ini mengaku dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan dengan perantaraan Jibril. Lia Eden juga menganggap dirinya memiliki kemampuan untuk meramalkan kiamat. Keanehan Lia Eden memuncak pada akhir 2006 lalu ketika dia mengaku bermimpi ketemu Jibril. Dia juga bilang di rumahnya ada air zam-zam. Lia juga menantang pengurus masjid adu ilmu, dan menantang Nyi Roro Kidul di laut Selatan. Lebih gila lagi, Lia meminta Presiden SBY untuk pindah agama. Pada tahun 2007 Lia Eden dijebloskan ke penjara dengan dakwaan penistaan agama.

Gambar Lia Eden, Sumber: Courtesy of google


Setelah bebas dari penjara dan beberapa tahun tidak terdengar kabar beritanya, Lia Eden kembali menjadi buah bibir. Betapa tidak, Lia mengirim surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Direktur NASA, Duta Besar, Polri, KPK dan DPR serta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melalui berbagai media massa. Dalam suratnya Lia Eden memprediksi bahwa akan ada gempa dahsyat yang menghancurkan Jakarta. Lia mengaitkan ini dikaitkan dengan adanya suara yang menyeruapi tiupan terompet yang terjadi di beberapa negara beberapa waktu lalu. “Akan ada guncangan hebat melanda Jakarta, karena Tuhan sudah berketetapan membatalkan Surga-Nya di Jakarta,” tulis Lia Eden melalui suratnya. 

Lebih lanjut dalam suratnya, Lia Eden menyebutkan bahwa Indonesia dikendalikan oleh Dajjal Nyi Roro Kidul. Lia juga meminta Jokowi untuk lepas dari pengaruh Nyi Roro Kidul dan kekuatan jahat agar bisa menjadi Rasul. Bahkan Lia meminta kepada Presiden Jokowi agar bersedia memberi izin pendaratan UFO yang ditumpangi malaikat Jibril. Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau disapa ‘Ahok’ malah takut membaca surat Lia Eden tersebut, Ahok meminta asistennya membaca surat itu. Ahok mengaku takut menjadi pengikut sekte Eden itu. “Aku tidak baca, asistenku saja yang baca. Nanti kalau saya baca jadi pengikut kali atau jadi tergoda,” kata Ahok tertawa lepas.

Melihat pernyataan-pernyataan Lia Eden dalam suratnya, tentu saja membuat siapa saja yang memiliki akal sehat akan sadar bahwa Lia bukanlah orang biasa. Ya, Lia Eden perlu bantuan kita semua sebagai manusia beragama bahwa Lia mendesak perlu mendapat penanganan yang serius dari psikiater. Mungkin sudah terlalu banyak syaitan yang bersemayam di tubuhnya hingga bicaranya melantur kemana-mana. Bagaimana menurut anda?  

Beras plastik, hanya sekedar isu?

Beberapa waktu ini publik Indonesia tiba-tiba dihebohkan dengan fenomena penemuan beras plastik. Penemuan ini tiba-tiba menjadi berita utama yang menghiasi media massa tanah air. Tak pelak berita ini menimbulkan keresahan masyarakat. Tetapi belakangan berita mengenai isu beras plastik kian simpang siur. Hingga pada hari Selasa (26/05) Kapolri Badrodin Haiti dalam sebuah jumpa pers menegaskan bahwa tidak terbukti adanya beras plastik.

Isu beras plastik palsu muncul ketika ada laporan dari seorang warga Kota Bekasi, Dewi Septiani (29). Awalnya beras yang dibeli Dewi setelah dimasak menimbulkan efek mual-mual. Dewi kemudian mencari informasi di internet dan melihat video Youtube mengenai beras China yang ciri-cirinya mirip dengan beras yang dibelinya. Karena khawatir hal serupa menimpa teman-temannya, Dewi menyebarkan penemuan beras yang diduga olehnya palsu tersebut ke media sosial. Begitulah kemudian isu beras plastik dengan cepat menyebar ke masyarakat. 

Gambar ilustrasi beras palsu, Sumber: Courtesy google

Dalam jumpa pres, Badrodin menyebut bahwa memang hasil pemeriksaan Sucofindo pekan lalu menunjukan hasil positif, sehingga Wali Kota Bekasi saat itu menyampaikan ke media bahwa beras sampel yang diperiksa Sucofindo mengandung bahan plastik. "Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium forensik (Polri), BPOM, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, hasilnya negatif, tidak ada unsur plastik." Perbedaan hasil pemeriksaan, kata Kapolri Badrodin Haiti, menimbulkan dugaan soal kemungkinan-kemungkinan salah pengambilan sampel, tambah Badrodin.
"Kemudian saya bersama Menteri Perdagangan (Rahmat Gobel) mendatangi Sucofindo, menanyakan proses pemeriksaan dan meminta sampel yang masih tersisa di Sucofindo. Kemudian kami periksakan lagi ke (laboratorium) BPOM dan laboratorium Polri. Hasilnya juga negatif."
"Oleh karena itu, Kami simpulkan bahwa beras yang diduga plastik tidak ada."

Hasanudin Abdurakhman, seorang Doktor fisika mengatakan bahwa bisa jadi kandungan plastik dalam beras akibat kesalahan penanganan atau tercampur secara tak sengaja. Di sisi lain baik dari segi produksi maupun segi ekonomi tidak masuk akal bila memproduksi beras palsu dari plastik. Karena harga bahan dasar plastik -bahkan yang daur ulang- akan lebih mahal dari beras dan teknologi untuk memproduksinya juga tidak bisa yang terlalu sederhana. Lebih-lebih plastik tak bisa dicerna dan gampang dikenali rasanya yang asing oleh lidah.

Ya, begitulah isu seputar beras plastik yang terlanjur heboh di media massa dan dengan cepat menjalar ke masyarakat. Secara nalar beras plastik memang sesuatu yang seharusnya mudah dikenali bila memang beredar di masyarakat. Jikapun memang benar ada peredaran beras plastik, seharusnya dapat dengan mudah ditemukan bukti-bukti keberadaan beras plastik dalam skala yang besar tentunya. Tetapi jika kita simak bagai mana awal dari isu ini dan perkembangannya, sepertinya ini hanya sebuah isu belaka yang sengaja dibuat untuk meresahkan masyarakat.
Bagaimana menurut anda? 

Friday 29 May 2015

suara aneh dari langit, terompet sangkakala?


Akhir-akhir ini marak berita tentang terdengarnya suara aneh yang muncul dari langit. Suara aneh ini terdengar setidaknya di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Australia. Spekulasi mengenai suara aneh yang terdengar mirip terompet inipun makin merebak. Sebagian orang mengaitkan suara ini sebagai suara terompet sangkakala. Terompet sangkakala dalam keyakinan agama berarti adalah tanda akan kiamatnya dunia. Tentu saja hal ini menimbulkan ketakutan sebagian orang yang percaya akan spekulasi tersebut. Dalam sisi ilmiah suara aneh yang terderang di langit dapat saja terjadi karena fenomena fisika. Bagaimana sebenarnya hal ini terjadi, mari kita kupas dengan sederhana!


Menurut NASA sebagaimana diungkapkan situs Tech in Times, bunyi aneh itu berasal dari gerakan planet dan bintang. Bahkan suara terompet "sangkakala" langit itu bisa didengarkan setiap hari. Istilah ini disebut The Hum. Mereka menyebut begitu sejak 1970-an dimana fenomena ini terdengar pertama kali oleh ilmuwan NASA. The Hum yang berarti dengungan merupakan bunyi semesta dengan frekuensi rendah dan ini bisa didengarkan oleh penduduk di sebagian wilayah bumi. Hum ini merupakan fenomena biasa. Terkadang telinga manusia pun sering mendengarkan suara berdenging. Jika malam hari, saat seluruh mahluk tidur dan peralatan elektronik dimatikan, dengung bumi lebih jelas terdengar.

Gambar ilustrasi The Hum, Sumber: Courtesy of google


Lantas bagaimana peristiwa ini bila ditinjau dari sisi agama? Mari kita simak sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Amr berikut ini:

“Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tidak ada seorangpun yang mendengarnya kecuali akan mengarahkan pendengarannya dan menjulurkan lehernya (untuk memerhatikannya). Lalu, tidak tersisa seorangpun kecuali dia mati. Kemudian Allah l menurunkan hujan seperti gerimis atau naungan –perawi ragu–, maka tumbuhlah jasad-jasad manusia karenanya. Lalu ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya dalam keadaan menanti (apa yang akan terjadi).” (HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr)


Dari hadist di atas maka dapat kita simak bahwa suara terompet sangkakala seharusnya dapat dilihat oleh semua orang. Hal ini tentu berbeda dengan fenomena suara aneh yang hanya terdengar di beberapa negara saja. Dalil lain juga menunjukkan bahwa suara terompet sangkakala memiliki efek yang dahsyat sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an. “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87). “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68). Jika benar suara aneh yang terdengar di langit itu adalah suara terompet sangkakala tentu kita semua sudah mati, bukan?
Bagaimana menurut anda?